PENGUSAHA TAHU TEMPE MENGAKU BELUM BISA KURANGI LIMBAH PRODUKSI - PENYAMBUNG WARTA

Sabtu, 19 Agustus 2017

PENGUSAHA TAHU TEMPE MENGAKU BELUM BISA KURANGI LIMBAH PRODUKSI

Kondisi pipa buangan limbah tahu tempe di Desa Pecangaan Wetan. 

Jepara – Menghitamnya Sungai Gede Karangrandu disinyalir adanya kontribusi buangan limbah tahu-tempe yang ada di Pecangaan Wetan. Di wilayah itu, ada sekitar 40 perajin tahu dan tempe yang membuang sisa produksinya ke alur sungai Pecangaan, yang juga melewati sungai di Desa Karangrandu. 

Hal itu diperkuat, setelah Bupati Jepara melakukan inspeksi di alur Sungai Pecangaan hingga Karangrandu, yang bermuara di Laut Jawa, Sabtu (19/8/2017). Di antara Sungai Pecangaan dan Sungai Gede Karangrandu berdiri puluhan pabrik tahu-tempe.

Pantauan MuriaNewsCom, pipa pembuangan sisa produksi dialirkan langsung ke alur Sungai. Hal itu juga menimbulkan bau tidak sedap, dari pembuangan hampir mirip yang terjadi di Desa Karangrandu.

Kholid seorang perajin tahu mengatakan, memang pihaknya belum mampu mengatasi limbah buangan ke Sungai. Namun demikian, hal itu sudah dilaporkannya ke Bupati, bersamaan dengan kunjungan tersebut.

“Faktor x limbah itu memang ada, sudah berkali-kali sampaikan belum bisa kurangi limbah. Tadi sudah lapor ke bapake (bupati) minta diberi bantuan tangki, agar limbah bisa disedot dan dibuang ketempat lain,” katanya.

Kholid menyebut, dari 40 perajin, kapasitas usahanya bermacam-macam mulai dari satu ton perhari dan enam kuintal.

Ia berujar, sumur resapan memang telah dibuat untuk mengatasi limbah. Namun karena alasan medan yang datar, hal itu tak bisa maksimal. Terkait rencana bantuan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ia mengaku agak kesulitan mencari lahan.

“Kalau disuplai (dibantu) ya kami minta tangki yang bisa nyedot limbah dari septictank, kemudian nanti bisa dibuang ke laut,” ujarnya.


sumber: murianews.com

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda